Hari sabtu yang baru lalu, tanggal 25 April, Gereja merayakan pesta Santo Markus, salah seorang pengarang Injil.
Markus berasal dari Yerusalem. Ia murid Petrus, yang membaptis dia, dan sebab itu menyebut dia 'anakku'. Ia menjadi pembantu Paulus dan Barnabas, pamannya, pada perjalanan kerasulan mereka yang pertama. Tetapi di tengah jalan Markus meninggalkan mereka dan pulang ke Yerusalem. Sebab itu Paulus tidak mau menerima dia sebagai teman pada perjalanan yang berikut, sehingga Barnabas dan Markus berangkat ke Siprus, dan Paulus mencari teman lain. Kemudian hari Markus bekerja di Roma bersama Petrus dan mencatat isi pengajaran Petrus dalam buku Injil yang dikarangnya. Waktu itu Paulus sudah lama melupakan perselisihan yang dulu, dan meminta dengan sangat agar Markus datang membantu dia. Uman Alexandria memandang Markus sebagai pendiri jemaat mereka.
Markus gagal mengikuti Paulus pada perjalanannya yang pertama. Tetapi kegagalan itu tidak membuatnya putus asa. Jika usaha kita gagal, beranikah kita memulai sekali lagi? Duduk berpangku tangan tidak menolong sedikitpun. Pun pula kegagalan kadang-kadang berguna bagi kita. Sabda Tuhan penuh dengan contoh serupa itu.
(Dari: Anggota Keluarga Allah, 1974)