"Mengapa orang bisa kecanduan rokok?"
Saya dan seorang teman sedang duduk menikmati makan malam ketika pertanyaan itu meluncur dari mulutnya.
Saya memandangnya. "Kenapa?" sambil tetap mengunyah makanan dalam mulut. Nasi, sayur kangkung dan ikan goreng.
"Teman saya mengeluh pusing dan sakit kepala kalau tidak ada rokok. Aneh," katanya. Yang bertanya ini belum pernah merokok seumur hidupnya.
"Ada beberapa teori. Pertama, karena rokok mengandung zat nikotin yang mengandung efek kecanduan".
Begitu penjelasan Russel Crowe dalam film The Insider. Dia memerankan Jeffrey Wigand, seorang tokoh dunia nyata yang membongkar rahasia pabrik rokok di Amerika soal kandungan nikotin itu.
Teori lain, kata saya kepadanya, berasal dari pengalaman pribadi (ya, saya pernah merokok). Orang bilang merokok itu gagah; merokok itu seksi; merokok buat cari inspirasi (tidak ada rokok = tidak ada inspirasi); merokok itu bla-bla-bla.
Kecanduan rokok itu soal sugesti pikiran saja. "Kalo kamu terlanjur percaya, hanya dengan merokok inspirasi baru bisa datang. Maka terjadilah demikian". Atau merokok bisa mengusir kegelisahan, maka begitulah. "Dan kalo kamu percaya bahwa kamu tidak bisa berhenti merokok, maka seumur hidup (paling tidak sampai kanker paru-paru datang menyapa) asap akan terus mengepul dari mulutmu".
"Pusing-pusing dan sakit kepala itu?"
"Sugesti pikiran saja."
Saya pernah membaca, entah di mana, soal kecanduan ini. Satu-dua batang pertama ketika Anda baru belajar merokok (sesekali terbatuk-batuk, tentu saja), pilihan ada di tangan Anda. Andalah yang berkuasa. Dan dalam satu dua batang itu, ada semangat, kesenangan, kenikmatan.
Tetapi begitu kecanduan, Anda bukan lagi penguasa. Merokok bukan lagi pilihan bebas. Anda tidak lebih dari budak yang harus melakukannya. Tidak ada lagi kesenangan. Tidak ada lagi kenikmatan. Yang ada hanyalah lubang kosong yang menganga yang harus diisi setiap saat (tapi tidak pernah bisa terisi penuh). Anda menginginkannya. Terus-menerus. Yang ada hanyalah "Harus!", tidak jelas lagi untuk apa sebenarnya Anda melakukannya.
Berita baiknya (buat para perokok) adalah hukum ini berlaku untuk semua jenis kecanduan. Sebut jenis kecanduan apa saja. Mulai dari rokok, sex, masturbasi, belanja, video games, apa saja, termasuk, ya, kangkung dan es teh manis.
Anda kecanduan apa?
Ada yang kecanduan baca Kitab Suci?
Hehehe…