Pernahkah Anda merasa menjadi orang terakhir yang tahu tentang sesuatu (tidak peduli entahkah sesuatu itu penting atau tidak penting)?
Setelah tahu ‘Mulutmu harimaumu’ itu ada sejarahnya, hari ini, saya baru tahu lagi kalau terlambat itu tanda kekuasaan.
Membiarkan orang menunggu lama itu ternyata tanda seberapa berkuasa orang yang ditunggu tersebut.
Tidak, saya tidak mengalaminya sendiri.
Itu pengakuan Karl Lagerfeld.
Karl siapa?
Beliau adalah desainer dibalik Chanel.
Karl membiarkan wartawan yang mewawancarainya menunggu selama satu setengah jam.
Setelah akhirnya muncul, di tengah wawancara, asistennya menelpon, memberitahu, model-modelnya sudah menunggunya dari tadi untuk pengepasan busana yang dikenakan nanti pada peragaan busananya.
“So today they wait because I am late with you,” kata Karl kepada sang pewawancara, “It doesn’t bother me. You waited; they can wait, too”.
So being late is an exercise of power? tanya sang pewawancara.
Setelah menyunggingkan senyum puas Karl menjawab, “Exactly, yes. The day people don’t wait for me I have to disappear” (THE TIMES, 21/01/2012, Karl Lagerfeld Comes Clean, p. 45).
Saya membayangkan, Anda yang harus sering berurusan dengan petinggi-petinggi pastilah sudah tahu karena sudah mengalami hal ini sendiri: dibiarkan menunggu.
Sabar saja, siapa tahu, suatu saat, tiba pula giliran Anda untuk menjadi petinggi.
Semoga Anda lebih kreatif ketika giliran Anda tiba.
Maksud saya, pastilah ada cara yang lain yang tidak menyiksa orang.
0 komentar:
Posting Komentar