Apa yang membuat sebuah film menarik (dan membuat kita repot-repot bercerita dengan gegap gempita di BB, FB, Twitter kepada mereka yang belum menontonnya)?
Jalan ceritanya mantap? Cek.
Dimainkan oleh bintang film favorit? Cek.
Happy ending? Cek.
Sampai di bagian happy ending ini, harus diakui, adakalanya kita tidak paham betul apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Adakalanya orang lain lebih tahu dan lebih bisa membahasakannya.
Contoh, selama ini happy ending (yang saya pahami) adalah serumit dan sesulit apapun situasi yang dihadapi, pemeran utama akan keluar sebagai pemenang.
Kita semua keluar dari ruang bioskop dengan perasaan senang.
Iya, ‘kan?
Ada produser fim di Hollywood sana, namanya Lindsay Doran, yang setelah melakukan penelitian mendalam, keluar dengan penjelasan yang lebih detail.
Kita keluar dari ruang bioskop dengan perasaan senang bukan hanya karena akhir bahagia dari film yang kita tonton.
Bukan karena Colin Firth dalam King Speech bisa dan sukses berpidato.
Bukan pula karena Jaden Smith dalam Karate Kid berhasil mengalahkan lawannya.
Kita keluar dari ruang bioskop dengan hati senang karena Colin Firth yang sukses berpidato itu membagi kesuksesannya di akhir film tersebut dengan istri, anak dan rakyat yang menyorakinya. (Bahkan ada keterangan di akhir film jika sang raja akhirnya berteman baik dengan gurunya).
Kita keluar dari ruang bioskop dengan hati senang karena Jaden Smith yang berhasil itu membagi keberhasilannya dengan mamanya dan pelatihnya. Sang juara itu bahkan berdamai dengan lawannya.
Kesimpulan sang produser adalah happy ending sebuah film tidak boleh lagi happy ending yang dinikmati hanya oleh pemain utamanya (seperti cowboy yang menunggang kuda menuju matahari terbenam).
Happy ending seperti itu tidak lagi menyentuh hati penonton.
Kesuksesan pemain utama harus dibagikan kepada pemeran pendukungnya. Itulah happy ending. Dan penonton akan ketularan kebahagiaan yang dibagikan itu.
Mulai sekarang, jika Anda menonton film cobalah perhatikan akhir film tersebut.
p.s: Tidak ada perasaan yang lebih menyenangkan daripada berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Coba berita gembira disimpan sendiri, mana enak?
0 komentar:
Posting Komentar