Nasehat Klasik yang Melebar Ke Mana-Mana

Selasa, Juli 05, 2011

Saya pernah bercerita dengan beberapa orang yang sering mendampingi pasangan-pasangan yang relasinya sedang bermasalah. Pasangan suami-istri, maksudnya.

"Biasanya nasehatnya apa aja?"

Saya ingin tahu.

Karena, konon katanya, Facebook dan Twitter dan kawan-kawannya membuat pasangan lebih gampang terkena masalah. Karena siapa tahu giliran saya memberi nasehat pun akan tiba.

"Yang paling sederhana ya pasangan diminta untuk mengingat kembali masa-masa indah yang dilalui bersama. Kalo bisa pengalaman itu diulang kembali".

Klasik.

Tapi menurut pengalaman mereka yang terbentang panjang bertahun-tahun, nasehat klasik ini sering terbukti manjur.

Baiklah. Dicatat.

Ngomong-ngomong soal mengingat kembali pengalaman indah di masa lalu, sebenarnya tidak hanya melulu diterapkan pada relasi suami-istri.

Dalam relasi dengan Tuhan pun, nasehat para profesional di atas bisa diterapkan.

Teristimewa ketika Anda mulai kehilangan harapan.

Ketika iman Anda tergoncang.

Ketika Anda lelah berdoa.

Ketika Anda tidak lagi merasakan kehadiran-Nya.

Ketika Anda merasa tidak cukup dicintai oleh-Nya.

Ingatlah pengalaman rohani di masa lalu; pengalaman di mana Anda sungguh-sungguh merasakan kehadiran-Nya; pengalaman di mana Anda sunggu-sungguh merasa dicintai. Ingatlah pengalaman ketika doa Anda dikabulkan.

Ingatlah perasaan yang hangat itu. Ingatlah hati yang damai pada suatu masa itu. Ingatlah pengalaman betapa dekatnya Tuhan di hati Anda.

Ingatlah pengalaman tentang Tuhan yang peduli itu.

Tuhan yang peduli pada suatu masa dalam hidup Anda masih tetap Tuhan yang sama.

P.S: Berapa banyak pengalaman rohani yang harus diingat? Berapa banyak pengalaman rohani yang sebaiknya kita miliki? Syukur jika Anda mengalaminya berkali-kali. Tetapi satu saja, bisa jadi, lebih dari cukup. Satu saja pengalaman rohani. Itu dijadikan pegangan.