Ternate: Seri Keenambelas

Senin, Mei 24, 2010

Seri keenambelas: Pelajaran dari kamar kotor

Setelah beristirahat sehari di Ternate, pukul 15.35 WITA kami (saya dan teman frater seperjalanan dan seperutusan) tiba kembali di bandara Sam Ratulangi Manado. Syukurlah, tidak ada penundaan keberangkatan (padahal saya sudah membeli koran dan majalah kalau-kalau pesawat ditunda lagi).

Sejam kemudian, dengan menumpang taksi, kami tiba kembali di Pineleng, di rumah kami.

Saya meninggalkan kamar saya selama kurang lebih dua minggu. Juga meninggalkan beberapa potong pakaian kotor yang belum sempat dicuci, tertumpuk di dalam ember di dalam kamar yang sama.

Alhasil, debu di mana-mana. Laba-laba tidak mau ketinggalan. Entah mengapa saya merasa jumlah laba-laba yang bersarang di kamar saya bertambah. Ditambah lagi dengan aroma pakaian kotor. Sekarang pakaian kotor itu bertambah, hasil dari perjalanan dua minggu di Ternate.

Saya ingin sekali langsung membersihkannya. Saya ingin sekali menyapu dan mengepel lantai kamar. Mengelap debu dari meja, rak buku dan kaca-kaca jendela. Saya ingin sekali menyingkirkan tumpukan pakaian kotor itu, bila perlu langsung mencucinya.

Hanya saja badan saya tidak mengizinkannya. Capek sekali, walaupun sudah beristirahat sehari di Ternate.

Jadi, biarlah. Saya membuat kompromi.

Malam itu saya lewatkan dengan tidur yang pulas. Besoknya saya tidak ingin melakukan apapun selain mandi, makan dan tidur. Tidak apa-apa juga ternyata hidup dalam kamar kotor itu.

Baru pada hari keempat sejak saya tiba, kamar kotor itu mulai mengganggu. Malam harinya, ketika saya menghadap laptop, siap-siap bekerja, saya gelisah. Bukan hanya itu. Debu dan bau pakaian kotor yang menyengat mulai membangkitkan alergi pernapasan saya. Dimulai dengan bersin-bersin. Dan ditutup dengan nyaris serangan asma.

Cukup sudah!

Malam itu juga, pukul 22.00 WITA, saya melakukan apa yang seharusnya sudah saya lakukan empat hari yang lalu. Menyapu, mengepel, mengelap dan menyingkirkan pakaian-pakaian kotor itu.

Empat puluh lima menit kemudian, saya sudah kembali menghadap laptop. Kali ini dengan hati senang, lega, tak berbeban dan tanpa bersin-bersin.

Dengar, saya beritahu rahasia kecil: kalau Anda ingin bahagia dan sehat walafiat, bersihkan kamar hati Anda dari nafsu tidak teratur, pikiran-pikiran jahat dan kotor dan tindakan-tindakan yang tidak dikehendaki Tuhan.

Kalau Anda terus gelisah dan sakit tanpa sebab yang jelas, itu karena Anda hidup di dalam kamar hati yang kotor.

Selamat bersih-bersih.

TAMAT