Topan (Mungkin) Datang Hari Ini

Rabu, September 21, 2011

Cuaca.

Sejak mulai mengerti apa yang sedang dipercakapkan orang Jepang, saya memperhatikan: cuaca menjadi standar pembuka percakapan.

きょうはあついね

きょうはさむいね

“Panas ya…”

“Dingin ya…”

Tentu saja di banyak tempat lain, cuaca adalah pilihan aman untuk memulai percakapan, terutama dengan orang asing.

Komentar tentang cuaca adalah pembicaraan basa-basi.

Tetapi di Jepang, cuaca lebih dari sekedar basa-basi.

Saya pernah mengatakan ini kepada seorang Romo asal Jepang, “Setiap orang normal di Jepang akan memulai pembicaraan dengan cuaca”.

“Karena Jepang memiliki empat musim dan nenek moyang kami adalah petani. Dan karena cuaca sangat menentukan hasil panen, cuaca menjadi pusat perhatian nenek moyang kami” adalah tanggapannya.

Dengan kata lain, selain Kimono, perhatian terhadap cuaca adalah warisan turun-temurun.

Di Indonesia, saya tidak pernah peduli dengan ramalan cuaca. (Selain TVRI, adakah stasiun televisi swasta yang memberi informasi tentang cuaca?)

Di Nagoya, sehabis santap malam bersama, televisi dinyalakan: prakiraan cuaca.

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, televisi dinyalakan: prakiraan cuaca hari ini.

Koran langganan kami memuat juga prakiraan cuaca.

Matahari boleh bersinar cerah di pagi hari. Tetapi jika ramalan cuaca menyebutkan akan turun hujan, di jalan-jalan orang akan menenteng payung.

Dan memang turun hujan hari itu. Ramalan cuaca di Jepang jarang meleset.

Tetapi, tentu saja, secanggih apapun teknologi untuk membaca tanda-tanda alam, sesekali alam akan menunjukkan dialah yang berkuasa.

Tsunami bulan Maret yang lalu, misalnya.

Dan sekarang, angin topan. Diramalkan topan akan menghantam Jepang mulai dari sore hingga malam hari.

Di beberapa daerah rawan, penduduk diungsikan ke tempat-tempat yang lebih aman. Sekolah-sekolah diliburkan.

Televisi terus menyiarkan perkembangan datangnya topan ini.

Selebihnya, kami menunggu: entahkah topan benar-benar akan datang.

Kami menunggu. Di luar hujan terus mengguyur.

Semoga tidak akan ada korban jiwa.