Devil is in the detail ala Jepang (3)

Rabu, September 28, 2011

Ada jenis nasehat yang sangat penting isinya tetapi kita terus berharap dan berdoa semoga nasehat itu jangan sampai harus dilakukan.

“Jika terjadi sesuatu yang berbahaya atau darurat, telepon polisi atau pemadam kebakaran” adalah nasehat yang saya terima dari sesama penghuni biara ini.

Puji Tuhan, nasehat itu belum terlaksana sampai sekarang ini.

Karena itu saya belum pernah menyaksikan sendiri cara kerja polisi dan pemadam kebakaran di Nagoya.

Sampai pagi tadi sesuatu yang darurat terjadi.

Bukan di biara ini.

Tetapi di stasiun kereta bawah tanah terdekat dari biara ini.

Di depan stasiun terparkir 3 buah mobil pemadam kebakaran dan 1 buah mobil ambulans.

Rombongan sebanyak itu menangani, rumornya, korban bunuh diri: 1 orang!

Tetapi bukan timpangnya jumlah rombongan dan jumlah korban yang menarik perhatian saya.

Rumor bahwa 1 orang itu adalah korban bunuh dirilah yang menarik perhatian saya.

Rumor karena tidak seorang calon penumpangpun yang sedang menunggu datangnya kereta bisa melihat apa persisnya yang sedang ditangani oleh rombongan petugas tersebut.

Terpal biru besar dipakai untuk menutupi pandangan.

Bahkan ketika para petugas mengangkut korban dari lokasi kejadian (baca: di bawah tanah) ke tempat parkiran mobil ambulans, terpal biru itu tetap diusung menutupi pandangan.

Detil kecil yang sangat berarti.

Para petugas itu seperti mengirim pesan: korban bukanlah barang tontonan. Privasi sang korban tetap dijaga.

Detil kecil yang penting namun sering diabaikan.