Rahmat dan Tantangan Menjadi Orangtua

Minggu, Oktober 09, 2011

Menjadi orangtua itu rahmat.

Atau…

Menjadi orangtua itu perkara yang tidak sederhana.

Dua-duanya sama-sama benar. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Seiring bertambahnya usia anak, informasi (dan didikan dan kebijaksanaan) tentang bagaimana menjalani hidup tidak hanya datang dari orangtua.

Ada banyak buku yang bisa menjadi sumber informasi.

Ada banyak orang lain yang bisa dijadikan tempat bertanya.

Ada banyak pengalaman yang bisa ditimba pelajarannya dari sana.

Pendeknya, seiring bertambahnya usia anak, sumber informasi, didikan dan kebijaksanaan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tidak melulu datang dari orang tua.

Tetapi, seorang anak tetaplah seorang anak.

Sebanyak apapun informasi yang diperoleh dari siapapun dan dari manapun, pengaruh yang ditinggalkan orang tua dalam dirinya tidak akan hilang begitu saja.

Seorang anak bisa membaca buku macam apapun.

Seorang anak boleh saja mendengar atau menonton kisah hidup dari siapapun yang paling inspiratif sekalipun.

Seorang anak bahkan bisa pergi ke manapun dan terpengaruh oleh budaya, pola pikir dan pandangan lain.

Tetapi, ada pengaruh orang tua yang tidak akan pernah bisa hilang.

Saya dan seorang teman sedang membahas lagu-lagu bertema cinta ketika dia menyelutuk, “I know that people can stop loving each other. Because my parents got divorced”.

Saya yakin, dia membaca banyak buku dan menyaksikan banyak kisah cinta nyata yang bertahan sampai maut memisahkan.

Tetapi, pada akhirnya, dia tetaplah seorang anak.

Menjadi orangtua itu rahmat. Karena bisa mewariskan didikan berharga yang akan terus dibawa seorang anak seumur hidupnya.

Atau…

Menjadi orangtua itu perkara yang tidak sederhana. Karena harus mewariskan didikan berharga yang akan terus dibawa seorang anak seumur hidupnya.

Tuhan memberkati usaha dan kerja keras Anda, para orangtua, untuk mendidik dan membesarkan anak-anak.