"Kenapa Dulu Aku Pindah?"

Selasa, Oktober 05, 2010

Baru 20 menit yang lalu saya membeli majalah Bloomberg Businessweek edisi terbaru dari penjual majalah di depan pastoran. Dan saya menemukan artikel menarik di halaman paling belakang. Tentang Larry King, talk show host, yang kesohor itu. Tentang pilihan sulit yang harus diambilnya. Saya ketik ulang untuk Anda di bawah ini. Semoga terinspirasi.

Saat Larry King Live mendekati akhir masa kerjanya, pembawa acara bincang-bincang legendaris ini mengingat bagaimana ia hampir keluar dari CNN beberapa dekade lalu.

Ketika itu tahun 1989, dan saya telah membawakan Larry King Live selama empat tahun. Kontrak saya dengan CNN akan berakhir, dan saya punya tiga bulan untuk mencari tambatan baru. Agen saya saat itu, Bob Woolf, punya banyak penawaran bagus untuk dipertimbangkan.

Fox menginginkan saya. ABC mengatakan mereka ingin saya bekerja di bawah Ted Koppel. The King Brothers [dari King World Productions] ingin memberikan saya kontrak serupa dengan yang mereka pernah berikan kepada Oprah. Acara ini akan diputar di banyak kanal dan saya akan mendapatkan 9 % keuntungan.

Pendapatan tahunan saya $800.000 saat itu dan kontrak baru akan memberi saya $1,5 juta. Sudah jelas saya harus pergi. Saya memutuskan mengambil salah satunya, dan saya minta Bob membereskannya. Ini adalah saat yang tepat untuk mengambil kesempatan. Acara saya lumayan popular, dan menghasilkan banyak uang.

Saya ingat dijemput malam itu di LAX. Saya berkencan dengan Angie Dickinson pada waktu itu, dan kami akan makan malam di Beverly Hills Hotel. Keesokan harinya, pukul 6 pagi, saya mendapat telpon dari Ted Turner [pemilik CNN] di New York. Ia didampingi Bob Woolf di kantornya dan mereka menggunakan speakerphone.

"Saya dengar kamu ingin pergi," kata Ted kepada saya. "Katakan langsung kepadaku." Saya mendengar Bob di belakangnya berkata, "Itu tidak etis." Tapi Ted berkata, "Persetan dengan etika. Katakan selamat tinggal kepadaku."

Saat itulah saya ingat pernah berdiskusi dengan Angie malam sebelumnya. Ia bertanya kepada saya, "Apa kamu tidak bahagia, itukah sebabnya kamu ingin pergi?" Bukan. Ia berkata, "Jika kamu mengambil semua uang itu, saat kamu sedang tidak bahagia, kamu akan berkata kepada diri sendiri, 'Sialan, kenapa dulu aku pindah?'"

Ia benar. Saya bilang kepada Ted, saya akan bertahan. Acara kami mulai menjadi jauh lebih popular, dan dengan segera saya menghasilkan lebih banyak uang. Ternyata itu adalah keputusan yang tepat. Kadang Anda tidak perlu membuat perubahan untuk sukses. Kadang kesuksesan ada tepat di depan Anda.

Lalu, saya ada di restoran The Palm di Washington. Michael King sedang duduk di seberang ruangan saya. Ia berdiri dan berteriak, "Saya menjadikan kamu mesin uang!" ((Bloomberg Businessweek, 7-13 Oktober 2010)