Ayat Favorit Hari Ini
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah" (Gal. 6:9)
Pilih Kebahagiaan Anjing
"Kenapa gak beli aja satu, piara di rumah?"
Suatu malam, 3 hari yang lalu, saya dan seorang teman menikmati tingkah pola yang menggemaskan dari bermacam anjing dalam kurungan yang tegak berjejer. Melihat dia begitu antusias mengajak bermain anjing-anjing itu, pertanyaan itu meluncur dari bibir saya.
"Ntar gak ada yang perhatikan. Saya gak punya waktu buat ngurusin, frater" jawabnya.
"Saya berangkat kerja pagi, pulangnya udah malam. Siapa yang mau ngurusin?"
Saya pernah mendengar alasan seperti itu sebelumnya. Yang belum pernah saya dengar adalah kelanjutannya.
"Saya gak mau kalo orang gituin saya. Jadi, saya juga gak mau ngelakuin itu".
Teman saya, malam itu, bukan hanya mengingatkan saya tentang aturan emas: jangan melakukan apa yang Anda tidak ingin orang lain lakukan kepada Anda.
Ia, tanpa sadar, sedang mengajarkan kepada saya pelajaran penting dalam hidup: adakalanya pilihan terbaik yang harus diambil adalah melepaskan dan merelakan pergi.
P.S: Tidak setiap hari Anda bertemu dengan seseorang yang menganggap kebahagiaan seekor anjing jauh lebih penting daripada kepuasan pemiliknya. Saya bersyukur berdiri bersamanya di depan deretan kandang-kandang anjing itu.
"Kenapa Dulu Aku Pindah?"
Baru 20 menit yang lalu saya membeli majalah Bloomberg Businessweek edisi terbaru dari penjual majalah di depan pastoran. Dan saya menemukan artikel menarik di halaman paling belakang. Tentang Larry King, talk show host, yang kesohor itu. Tentang pilihan sulit yang harus diambilnya. Saya ketik ulang untuk Anda di bawah ini. Semoga terinspirasi.
Saat Larry King Live mendekati akhir masa kerjanya, pembawa acara bincang-bincang legendaris ini mengingat bagaimana ia hampir keluar dari CNN beberapa dekade lalu.
Ketika itu tahun 1989, dan saya telah membawakan Larry King Live selama empat tahun. Kontrak saya dengan CNN akan berakhir, dan saya punya tiga bulan untuk mencari tambatan baru. Agen saya saat itu, Bob Woolf, punya banyak penawaran bagus untuk dipertimbangkan.
Fox menginginkan saya. ABC mengatakan mereka ingin saya bekerja di bawah Ted Koppel. The King Brothers [dari King World Productions] ingin memberikan saya kontrak serupa dengan yang mereka pernah berikan kepada Oprah. Acara ini akan diputar di banyak kanal dan saya akan mendapatkan 9 % keuntungan.
Pendapatan tahunan saya $800.000 saat itu dan kontrak baru akan memberi saya $1,5 juta. Sudah jelas saya harus pergi. Saya memutuskan mengambil salah satunya, dan saya minta Bob membereskannya. Ini adalah saat yang tepat untuk mengambil kesempatan. Acara saya lumayan popular, dan menghasilkan banyak uang.
Saya ingat dijemput malam itu di LAX. Saya berkencan dengan Angie Dickinson pada waktu itu, dan kami akan makan malam di Beverly Hills Hotel. Keesokan harinya, pukul 6 pagi, saya mendapat telpon dari Ted Turner [pemilik CNN] di New York. Ia didampingi Bob Woolf di kantornya dan mereka menggunakan speakerphone.
"Saya dengar kamu ingin pergi," kata Ted kepada saya. "Katakan langsung kepadaku." Saya mendengar Bob di belakangnya berkata, "Itu tidak etis." Tapi Ted berkata, "Persetan dengan etika. Katakan selamat tinggal kepadaku."
Saat itulah saya ingat pernah berdiskusi dengan Angie malam sebelumnya. Ia bertanya kepada saya, "Apa kamu tidak bahagia, itukah sebabnya kamu ingin pergi?" Bukan. Ia berkata, "Jika kamu mengambil semua uang itu, saat kamu sedang tidak bahagia, kamu akan berkata kepada diri sendiri, 'Sialan, kenapa dulu aku pindah?'"
Ia benar. Saya bilang kepada Ted, saya akan bertahan. Acara kami mulai menjadi jauh lebih popular, dan dengan segera saya menghasilkan lebih banyak uang. Ternyata itu adalah keputusan yang tepat. Kadang Anda tidak perlu membuat perubahan untuk sukses. Kadang kesuksesan ada tepat di depan Anda.
Lalu, saya ada di restoran The Palm di Washington. Michael King sedang duduk di seberang ruangan saya. Ia berdiri dan berteriak, "Saya menjadikan kamu mesin uang!" ((Bloomberg Businessweek, 7-13 Oktober 2010)
Bulan Maria
Oleh: P. Metodius Sarumaha, OFM Cap.
Tahukah Anda mengapa bulan Mei menjadi Bulan Maria? Lalu bagaimana dengan bulan Oktober? Berdasar pada tradisi Gereja, dua bulan tersebut memang dikhususkan untuk menghormati Maria. Tapi, bulan Mei lebih disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Sebetulnya, tradisi yang memandang bulan Mei sebagai bulan Maria sudah ada sejak abad pertengahan. Pada mulanya, orang-orang kafir di Italia dan Jerman sudah mempunyai kebiasaan untuk menghormati dewa-dewi pada bulan Mei. Ketika mereka menjadi Kristen, bentuk kebiasaan bulan Mei itu tetap dilanjutkan, tapi sasarannya diganti: bukan lagi dewa-dewi, tapi Bunda Maria.
Tahukah Anda bahwa penghormatan terhadap Maria juga merupakan hasil perkembangan dalam Gereja, sejak abad XVII hingga abad XIX? Pada tanggal 1 Mei 1965, Paus Paulus VI dengan ensiklik Mense Maio menegaskan kembali tradisi kesalehan ini dengan menyatakan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan "kebiasaan yang amat bernilai". Adapun, kebiasaan bulan Oktober sebagai bulan rosario dinyatakan pertama kalinya oleh Paus Leo XIII pada akhir abad XIX yang menganjurkan umat beriman untuk berdoa rosario setiap hari pada bulan Oktober.
Tahukah Anda bahwa dalam Injil, tidak banyak pembicaraan tentang Maria? Intervensi Maria dalam masa-masa awal kelahiran sampai Yesus remaja (melahirkan, mengungsi, mengantar sunat, mengantar dan menjemput ke bait Allah) dan perkawinan Kana. Maria tampil lagi ketika berdiri di kaki salib Yesus. Juga, pasca kenaikan Yesus ke surga, ketika para murid bingung, Maria ada dan menemani para rasul di Yerusalem. Kehadiran yang tidak menonjol (namun penting), berbeda sekali dengan perhatian yang diberikan Gereja sejak abad-abad pertama:
1. Abad pertama: Sejak dulu, Maria amat dihormati baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat. Doa pertama yang langsung ditujukan kepada Maria adalah doa latin Sub Tuum Praesidium, yang berasal dari abad ketiga. Kini, doa ini kerap dipakai dalam completorium (doa malam yang biasanya dipakai di biara-biara). Arti lengkap doa tersebut: "Santa Maria, Bunda Kristus, kami berlindung kepadamu, janganlah mengabaikan doa kami, bila kami di rundung nestapa. Bebaskanlah kami selalu dari segala mara bahaya, ya perawan yang tersuci."
2. Ratu Kita: Dalam abad ke-12, muncul nama baru untuk Maria, Notre Dame atau Our Lady, yang dalam bahasa Indonesia, diartikan sebagai Ratu Kita. Abad ini ditandai dengan ke-ksatria-an dan pemujian kaum hawa. Banyak katedral dibangun untuk memuliakan Maria. Dalam abad ke-11, Ademar dari Monteil sudah menulis madah Salve Regina, "Salam Ya Ratu", yang kemudian didengungkan dimana-mana, misalnya dalam ibadat salve dan penutup doa ofisi (juga didoakan di biara-biara).
3. Malaikat Tuhan: Doa Angelus atau Malaikat Tuhan adalah doa untuk memperingati penjelmaan Kristus dalam rahim Maria. Doa ini terdiri dari tiga ayat dan setiap kali didoakan dikuti dengan doa Salam Maria. Doa ini berasal dari abad pertengahan, didoakan pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 – ketika lonceng gereja dibunyikan.
4. Devosi kepada Maria sebagai Mater Dolorosa (Ibu yang Berdukacita) berasal dari Injil Lukas (2:35). Dalam ayat tersebut, Simeon memberi nubuat kepada Maria bahwa "suatu pedang akan menembus jiwanya". Biasanya orang menghitung tujuh dukacita atau 'pedang' yang menembus jiwa Maria, a.l: nubuat Simeon sendiri, pengungsian ke Mesir, sabda Maria: "Lihatlah ayah dan ibumu mencari Engkau dengan cemas" (ketika Yesus tertinggal di Bait Allah), pertemuan dengan Yesus yang memanggul salib, ibu Maria berdiri di kaki salib, Yesus diturunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan ibunda (adegannya seperti digambarkan oleh Michelangelo dengan patung pieta-nya), Yesus dimakamkan. Pesta Mater Dolorosa sendiri diresmikan oleh Paus Benedictus XIII pada tahun 1727, dan kini dirayakan setiap tanggal15 September.
5. Hati Tersuci St. Maria: Devosi ini dirintis oleh Santo Yohanes Eudes (1601-1680). Devosi ini kini mendapat tempat dalam liturgi pada hari Sabtu sesudah Minggu Pentakosta dengan misa kudus untuk memperingati Hati tersuci St.Perawan Maria.
Dalam bulan Mei ini doa yang indah bagi Bunda Maria menurut tradisi Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi bahan perhatian umat kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat dan kebangkitan Yesus. Bagian awal dari doa Salam Maria merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret menurut Injil Lukas: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Dengan salam itu, Malaikat Tuhan menyatakan belas kasih ilahi bahwa Tuhan akan menyertai Maria. Maria akan melahirkan Yesus ke dunia. Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil Lukas: terpujilah engkau di antara wanita, dan terpuilah buah tubuhmu Yesus. Dan akhirnya pada abad ke-15, bagian doa selanjutnya ditambahkan: Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Melalui bagian doa ini kita memohon kepada Bunda Maria untuk mendoakan kita orang yang berdosa, sekarang dan menjelang saat ajal kita.
Bunda Maria adalah bunda yang siap memperhatikan dan mendampingi kita anak-anaknya dalam peziarahan kita di dunia ini.