"Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil" (Mat. 11:25)
Bagaimana menerangkan pentingnya Tuhan dalam hidup kita?
"Gini deh frat" mulai mas Yanto, supir yang bertahun-tahun bekerja melayani di paroki Stella Maris, Pluit, Jakarta suatu siang.
"Hidup kita itu ibaratnya sesuatu dalam genggaman tangan kita".
"Setiap hari kita genggam erat-erat nih. Lama-lama ya capek juga"
"Makanya kita harus punya sandaran. Sesuatu itu masih kita genggam tetapi sambil bersandar. Jadinya gak capek-capek amat frat. Lebih ringan gitu loh".
Enam tahun saya belajar teologi yang rumit-rumit tentang peran Tuhan dalam hidup kita, baru kali ini saya mendengar teori yang begitu sederhana. Begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dan begitu kena.
Waktu mendengar penjelasan mas Yanto itu, saya berpikir, Saya belajar enam tahun segala teori tentang Tuhan tetapi bisa juga gagal meyakinkan umat tentang betapa penting kehadiran-Nya. Dan mas Yanto, barangkali, hanya sedikit sekali belajar tentang Tuhan tetapi mampu meyakinkan saya hanya dengan satu penjelasan sederhana. Benarlah kata-kata Yesus di atas.
Benar pulalah, kita tidak bisa berdiri sendiri dan menggenggam pergumulan hidup kita sendirian. Kita butuh sandaran. Supaya, mengutip mas Yanto, kita "Gak capek-capek amat" dan beban genggaman kita "Lebih ringan gitu loh".
Tuhanlah tempat bersandar kita.
P.S: Tadinya saya ingin menutup tulisan ini dengan "Sudahkah Anda bersandar pada Tuhan hari ini?". Saya sebenarnya sudah mengetiknya. Tetapi saya hapus begitu dibaca ulang. Karena rasa-rasanya agak mirip dengan tulisan yang terpampang di banyak cermin yang pernah saya lihat, "Sudah rapikah Anda hari ini?" Masalahnya adalah orang tidak membaca tulisan itu, orang sibuk mematut-matut dirinya di cermin.