Bagaimana rasanya mengurus anak-anak seorang diri tanpa istri selama sebulan penuh?
Saya tidak mungkin menjawab pertanyaan ini. Saya jelas tidak kompeten.
Dan saya tidak akan mungkin menulis kalimat pembuka itu jika tidak ada yang menceritakan pengalamannya kepada saya.
“Ternyata jadi istri dan mamanya anak-anak itu ‘gak gampang, frater” kata teman saya yang ditinggal istrinya untuk keperluan penting selama sebulan penuh. Putra dan putri mereka belum lagi 10 tahun usianya.
“Oooo, pasti” seolah-seolah saya pernah mengalaminya.
“Contoh kecil, frater. Mau masak apa untuk anak-anak hari ini aja saya udah pusing mikirnya. Padahal ini sebulan penuh”.
Syukurlah, dia bisa memasak.
Karena itu sekalipun pusing, selalu ada sesuatu yang dihidangkan untuk anak-anaknya. Hasil olahannya sendiri.
Sehari setelah percakapan pendek itu, saya bertemu lagi dengan teman saya ini.
“Gimana anak-anak?”
“Skarang ada tantenya, jadi aman. Tapi tantenya cuma dua hari di rumah”.
Chris Rock, komedian dan bintang film favorit saya pernah bilang, “You can DO it but that don’t mean it’s to be DONE”.
Makanan bisa dimasak.
Tapi kehadiran tak tergantikan.
Perut anak-anak kenyang.
Tapi tanpa kehadiran ibu, ada sesuatu yang kosong.
Pasti berat jadi orang tua tunggal (single parent).
Semoga Tuhan menganugerahkan kepada Anda rahmat yang Anda butuhkan.