"Udah tau salah, bukannya minta maaf malah balik ngomelin orang lain".
Ada pepatah-pepatah tua yang diwariskan orang-orang bijak untuk mengingatkan kita agar menjaga kata-kata yang keluar dari mulut kita.
Mulutmu harimaumu.
Lidah tak bertulang.
Ada tiga hal yang tidak dapat ditarik kembali: (1) anak panah yang sudah dilepas dari busur; (2) waktu yang berlalu; (3) kata-kata yang sudah diucapkan.
Karena kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menyakiti bahkan menghancurkan orang lain, sudah sepatutnya kita bijaksana dalam bertutur kata.
Tetapi belakangan ini saya menyadari, bukan hanya kata yang keluar yang bisa menyakiti.
Kata-kata yang tidak keluar dari mulut kita pun bisa berbahaya efeknya.
"Udah tau salah, bukannya minta maaf malah balik ngomelin orang lain".
Kalimat itu hanya satu contoh bagaimana kata-kata ("Maaf ya, saya salah) yang seharus diucapkan tetapi tidak diucapkan justru menyakiti hati orang lain.
Bukan omelannya.
Tetapi fakta bahwa kesalahannya begitu terang benderang tetapi orang tersebut tidak mengakuinya, itu menyakitkan.
Apa yang tidak kita ucapkan bisa menghancurkan orang lain.
Ada yang tertarik mengarang pepatahnya?