Remaja 15 Tahun

Kamis, Februari 24, 2011

Namanya Kennedy. Begitu dia memperkenalkan diri di kelas kursus bahasa Jepang yang saya ikuti. Setelah hampir dua bulan berada di kelas yang sama, baru siang tadi saya tahu, Kennedy itu nama keluarganya.

Namanya Ryan, ternyata.

"So, can I call you Ryan?"

"Yes" katanya dengan senyum lebar. Ketimbang Kennedy, dia jelas lebih suka dipanggil Ryan.

Umurnya 15 tahun.

Saya masih ingat kami semua di dalam kelas dibikin terkejut ketika dia, ketika memperkenalkan diri, menambahkan keterangan "I'm Japanese".

Kami terkejut karena dia, dari tampilan fisik, 100 persen remaja bule. Tidak ada Jepang-nya sama sekali.

"Yeah, I'm Japanese" katanya berusaha meyakinkan kami.

Bapaknya berasal dari Amerika. Ibunya wanita Jepang. Dia dibesarkan di Amerika, Las Vegas tepatnya. Keluarganya baru pindah ke Jepang tahun lalu. Jadilah, remaja Jepang ini mengikuti kursus bahasa Jepang. (Dan setiap kali ada orang bertanya, dari negara mana saja teman kelas saya, selalu saja saya melihat reaksi yang sama begitu saya menjawab, "Oh, dari Jepang juga ada"; reaksi seperti, "Kok bisa?").

Apa menariknya Ryan ini?

Hari senin yang baru saja berlalu, guru kami bertanya tentang apa yang kami inginkan saat ini.

"Uang" jawab Ryan.

Pada jam istirahat, saya dikasih tahu bukan uang sebenarnya yang dia inginkan. Dia sedang terobsesi dengan olah raga lari. Dia ingin menjadi pelari professional. Seperti Usain Bolt.

"Saya pikir itu bodoh. Mungkin orang juga akan pikir itu bodoh" adalah jawabannya ketika saya bertanya mengapa ia tidak mengatakan obsesinya itu di kelas tadi.

Saya bukan pengamat yang jeli. Bukan juga psikolog. Tetapi amat kelihatan, bahkan saat saya sedang berbicara dengannya, dia seperti tenggelam dalam dunianya sendiri. Dia seperti sedang bingung memikirkan sesuatu. Entahlah.

Melihat dia membuat saya berusaha mengingat-ingat entahkah pada usia 15 tahun, saya sebingung dia; entahkah saya juga remaja yang tenggelam dalam pikiran sendiri. Mungkin.

Tapi dalam usaha mengingat-ingat itu, saya menemukan sesuatu yang lain.

Pada tahap-tahap tertentu dalam hidup saya, saya persis seperti remaja 15 tahun ini.

Ada saat, teristimewa ketika hidup berjalan tidak sesuai rencana dan perkiraan, saya tenggelam dalam dunia sendiri. Bingung dan bertanya-tanya. Serba tak pasti mau ke mana.

Saya agak yakin, Anda juga mengalaminya.

Tak peduli umur berapapun Anda sekarang, ada masa dalam hidup Anda ketika Anda kebingungan seperti remaja 15 tahun ini. Ada masanya dalam hidup ini, kita kembali menjadi seperti remaja 15 tahun: melihat hidup dan kejutan-kejutannya dan bingung menentukkan mau ke mana kita bergerak.

Ada masanya ketika kita begitu terobsesi dengan sesuatu tetapi kemudian menguburnya diam-diam karena, ""Saya pikir itu bodoh. Mungkin orang juga akan pikir itu bodoh".

Semoga Anda memiliki seseorang yang kepadanya bisa Anda ceritakan kebingungan Anda. Dan obsesi yang Anda pikir bodoh itu.

Jika tidak ada seseorang itu, Tuhan selalu bersedia mendengarkan Anda. Berdoalah.

P.S: Hari Sabtu nanti, kira-kira pukul 10.00 pagi, Ryan dan saya janjian ketemu di taman umum. Dia ingin berlari di lintasan yang tersedia di taman itu. Keren. Saya mengatakan kepadanya kalau saya sedang terobsesi dengan fotografi. "You could be my model". Dia tertawa.

Urutan Hari ala Jepang

Rabu, Februari 23, 2011

Tadi, guru bahasa Jepang kami, yang tingkat kesabarannya mengagumkan itu, menjelaskan sesuatu yang menarik.

Orang Jepang, kata beliau, menghitung hari mulai dari Senin. Jadi, Getsu-yoobi, Ka-yoobi, Sui-yoobi, Moku-yoobi, Kin-yoobi, Do-yoobi, Nichi-yoobi. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu.

Berbeda dari orang Barat , lanjut beliau, yang menghitung hari mulai dari Minggu. Jadi, Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday. Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu.

Urutan hari ala orang Jepang itu bukan tanpa sebab-musabab dan alasan.

Ada filosofi dan etos yang kuat di di baliknya.

Senin sampai Jumat adalah hari kerja. Sabtu dan minggu adalah hari istirahat.

Maka, jika orang Jepang menghitung hari mulai dari Senin dan berakhir pada Minggu, filosofinya adalah 'Kerja dulu, baru istirahat'. Bukan sebaliknya, 'Istirahat dulu, baru kerja'.

Tidak heran negara ini berkembang amat pesat.

"We are workaholic" katanya, tersenyum.

Semoga berguna bagi Anda yang tengah bekerja untuk orang Jepang. Atau berurusan dengan orang Jepang.

Ada yang terinspirasi?

(Foto: dok. pribadi)

Di Depan Kuil, Suatu Sore yang Dingin

Tipikal orang dewasa. Kumpulan merpati: biasa...


Beda dengan anak-anak. Kumpulan merpati: keajaiban dunia...



Datang orang-orang 'Samaria' ini. Kumpulan merpati: makhluk hidup yang butuh makan. Mereka memberi makan dengan senang hati.










Tapi kebaikan juga ada batasnya...


(Nagoya, 20 Februari 2011)

Ayat Favorit Hari Ini

Senin, Februari 21, 2011

Mulai dari sedikit basa-basi

Di rumah ini, entah makan siang atau makan malam, selalu ada masakan lezat yang terhidang di atas meja. Kecuali pada hari senin dan jumat. Ibu yang memasakan makanan yang lezat itu libur.

Pada hari-hari beliau libur, seperti hari ini, pilihannya: a. masak sendiri; b. makan di restoran; c. beli makanan jadi (tinggal dipanaskan) dari supermarket.

Pilihan a dan c akan saya bahas di kesempatan lain.

(Bocorannya: saya sudah bisa masak nasi goreng-nya Jepang. "Enak" kata romo-romo yang menyantapnya. Kemungkinannya: a. memang enak; b. romo-romo senior itu cukup bijaksana dan sangat pengertian. Cukup bijaksana untuk tidak mematahkan semangat koki pemula ini. Dan sangat mengerti bahwa ada kalanya sedikit basa-basi adalah obat mujarab untuk menaikkan kepercayaan diri. Mana ada orang di dunia ini yang pertama kali masak makanan langsung enak?).

Sekarang pilihan b. Benar kata orang, di tempat baru kita akan lebih peka akan banyak hal.

Seperti soal minuman isi ulang, teh panas atau air putih.

Di beberapa restoran, hanya jika kami memanggil si pelayan dan meminta gelas kami diisi lagi, barulah dia datang.

Di beberapa restoran lain, pelayannya selalu berdiri dengan tatapan mata ke sana kemari. Selalu dalam posisi siaga seperti situasi gawat darurat. Tidak perlu dipanggil. Bisa tiba-tiba saja seseorang dari mereka sudah berdiri di samping meja dan mengisi gelas kami yang kosong.

Mungkin tindakan itu memang kebijakan pengelola restoran.

Tapi tetap saja perhatian seperti itu sangat menyenangkan.

Kami tidak perlu celingak-celinguk. Tidak perlu sabar menunggu giliran. Tidak perlu memanjang-manjangkan leher. Tidak perlu mengangkat-angkat tangan berulang-ulang kali. Duduk saja dan makan dan minum.

Kecil. Sederhana. Hanya soal mengisi ulang minuman di gelas yang kosong. Tanpa diminta. Tanpa dipanggil.

Kecil. Sederhana. Tapi membuat saya berpikir, "Begitulah seharusnya pelayanan".

Jika pelayanan adalah piramida, bagian terbesar yang menyentuh tanah seharusnya adalah hal-hal kecil dan sederhana. Hal-hal kecil dan sederhana seperti senyum, sapaan, sedikit basa-basi, bertukar canda, saling bertanya kabar. Baru kemudian bagian runcing di atasnya, misalnya program kerja ini dan itu di Gereja atau proyek amal kasih di sini dan di sana. Setahu saya, banyak program kerja dan beberapa proyek amal kasih yang sukses berawal dari tukar canda dan kabar itu.

Tapi memang selalu lebih menyenangkan dilayani. Ah, para pelayan yang sigap itu…

P.S: Saya bikin omelet tadi. "Kelihatannya enak" kata seorang romo yang tidak mencicipinya. Kelebihan basa-basi juga rasanya gimanaaaaaa gitu.

P.S.S: Istilah 'piramida' itu, ini pasti gara-gara saban nonton TV isinya selalu Mesir.

Kesempatan Ketiga = Cinta Sejati

Sabtu, Februari 19, 2011
Jika Anda masih memberikan kesempatan ketiga, itulah cinta sejati. Atau cinta buta, kata teman saya.

Kesempatan Ketiga

Saya selalu percaya kita semua berhak atas kesempatan kedua.

Karena melakukan kesalahan, hampir seperti kematian, adalah soal giliran.

Setiap orang yang kepada mereka saya mengatakan hal di atas selalu mengajukan pertanyaan lanjutan yang sama, "Kalo dia melakukan kesalahan yang sama lagi?"

Nah….

Sampai di sini, jawaban saya biasanya bervariasi.

Tergantung kasusnya: siapa yang bersalah, apa kesalahannya (termasuk di dalamnya berat atau ringan) dan status relasi dengan si penanya (misalnya, pacar, suami, anggota keluarga, sahabat, dan seterusnya).

Bagaimana dengan Anda?

Ngomong-ngomong soal kesalahan kedua. Sebenarnya tidak ada yang namanya kesalahan kedua.

Jika kita berbuat sesuatu yang salah untuk pertama kali, itu namanya kesalahan. Karena kita belum (tidak) tahu, perbuatan itu salah.

Tetapi jika kita melakukan hal yang sama lagi untuk kedua kalinya, itu bukan kesalahan lagi.

Itu pilihan.

Sama seperti jika Anda datang tidak tepat pada waktunya, itu namanya terlambat. Tetapi jika Anda masih datang tidak tepat pada waktunya untuk kedua kalinya, itu bukan terlambat lagi.

Itu pilihan.

Kita semua berhak atas kesempatan kedua.

Di kesempatan kedua, Anda hanya perlu memberitahu perbuatannya salah. Anda hanya perlu memberitahu betapa perbuatannya melukai hati Anda. Anda hanya perlu memberitahu kepercayaan Anda terhadap goyah (dan bahwa tidak gampang untuk memulihkannya lagi kecuali dia berjanji tidak melakukannya lagi).

Pendeknya, kesalahan pertama adalah soal kurangnya pengetahuan.

Karena itu jika Anda ingin memberi kesempatan kedua, Anda hanya perlu memastikan dia sudah memiliki pengetahuan yang lengkap atas akibat dari kesalahan yang dilakukannya.

Jika dia melakukannya lagi, Anda sedang berhadapan dengan soal yang berbeda sama sekali: dia memilih untuk mengulanginya!

Dan pilihan bukan lagi soal kurangnya pengetahuan. Pilihan sudah menyangkut perasaan, kehendak, pikiran, mentalita.

Salut kepada Anda yang memberikan kesempatan ketiga. What a big heart you have.

Jangan Khawatir, Tuhan Besertamu

Jumat, Februari 18, 2011

"O Kristus Yesus, ketika semua serba tidak jelas, dan ketika kami merasa lemah dan tidak berdaya, berikanlah rahmat untuk bisa merasakan kehadiran-Mu, kasih-Mu dan kekuatan-Mu. Tolonglah kami untuk memiliki iman yang sempurna akan kasih-Mu yang melindungi dan menguatkan, agar tak ada sesuatupun yang dapat membuat kami takut atau khawatir, sebab hanya dengan dekat pada-Mu kami bisa melihat penyertaan-Mu, rancangan-Mu dan kehendak-Mu dalam segala sesuatu".


"Ambillah, Tuhan, dan terimalah kebebasanku, ingatanku, pengertianku dan kehendakku, semua milikku. Engkau menganugerahkan semuanya itu kepadaku. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku mengembalikannya. Pakailah sesuai kehendak-Mu. Berikanlah kepada kasih dan rahmat-Mu; hanya itu yang kuharapkan".

"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk yang lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"

Valentine-nya Tuhan

Senin, Februari 14, 2011


Sumber: http://ronsworld.wordpress.com/2008/02/14/valentines-day-thought/

Cinta Mengalahkan Waktu

Ini kisah nyata. Tapi mungkin terlalu sederhana untuk selera sinetron Indonesia.

Kemarin saya menghadiri misa di sebuah kapel yang biasa menyelenggarakan misa mingguan untuk orang asing (foreigners).

Sebelum berkat penutup, romo yang mempersembahkan perayaan Ekaristi memperkenalkan sepasang suami-istri (orang Jepang) berusia 60-an tahun.

"Pasangan ini baru saja menikah di kapel ini pada Natal tahun lalu. Hari ini mereka datang untuk bersyukur atas rahmat perkawinan itu" kata sang romo.

Semua yang hadir, kira-kira 50-an umat, bertepuk tangan.

Semua yang hadir itu datang dari berbagai bangsa: Filipina, Australia, Amerika, Inggris, Afrika (entah dari Afrika sebelah mana) dan Indonesia (sebatang kara, hehehe).

Selesai misa, dari romo asal Australia itu, saya memperoleh kisah lengkap tentang pasangan yang menikah di usia 60-an tahun itu.

Keduanya, kata sang romo, adalah "high school sweethearts".

Tetapi, singkat cerita, keduanya menempuh jalan hidup masing-masing: tinggal di kota berbeda, menikah dengan orang lain dan sama-sama sudah dikarunia anak.

Kemudian, pasangan mereka meninggal. Tetapi, ya itu tadi, mereka berdua tidak saling mengetahui keberadaan dan perkembangan hidup mereka (yang sama) ini.

Suatu ketika, tiba-tiba saja, sang wanita tertangkap kamera televisi dalam suatu program berita. Pada saat yang sama sang pria sedang menonton program berita itu.

Konon katanya, cinta monyet bisa tertanam dalam sekali.

Singkat cerita lagi, setelah pencarian yang panjang dan lama, cinta mereka akhirnya menyatu lagi saat Kristus lahir. Di usia 60-an tahun.

"They're old but young at heart" puji sang romo.

Tuhan bekerja dalam berbagai macam cara.

(Ketika sang romo mulai memperkenalkan mereka, keduanya berdiri. Malu-malu. Sementara romo berbicara, sang pria terus menatap mesra pujaan hati dari masa SMA-nya itu).

Happy Valentine, lagi.

"Boleh Minta Diucapin Gak?"

"Ka aku lagi ultah…"

Saya baru mengerti sepenuhnya betapa penting mengucapkan "Happy Birthday ya" setelah seseorang menunjukkan pesan yang diterimanya di media sosial. Sebagian pesan itu sudah Anda baca di atas.

Pesan lengkapnya ini, "Ka aku lagi ultah, boleh minta diucapin gak?"

Beberapa kali saya menerima pesan yang serupa (maknanya) tapi tak sama (kalimatnya).

Seperti, "Hari ini saya ulang tahun loh".

Seperti, "Jangan lupa ya bulan depan saya ulang tahun".

Seperti, "Frater gak kasih slamat ke saya?"

Saya pernah dikirimi kutipan bijaksana, "Hal yang lebih buruk daripada dibenci adalah dianggap tidak ada. Karena jika Anda dibenci, paling tidak orang menganggap Anda ada".

Dianggap ada, eksis, itu kebutuhan dasar.

Jika tidak terpenuhi?

Perasaan apa yang Anda tangkap dalam kalimat, "Ka aku lagi ultah, boleh minta diucapin gak"?

Jadi, jangan melewatkan kesempatan untuk mengucapkan "Happy Birthday ya".

Karena "Happy Birthday ya" adalah cara gratis (paling tidak termurah) untuk memastikan Anda menganggap yang berbahagia itu ada.

Dianggap ada, eksis, itu kebutuhan dasar setiap orang. Termasuk Anda.

Tebak kenapa seorang istri atau pacar bisa marah jika pasangannya lupa (mengucapkan selamat) ulang tahun?

P.S: Saya menduga bukan hanya pada kesempatan ulang tahun saja, kita ingin dianggap ada. Pada Valentine's Day juga. Jadi, Happy Valentine's Day ya.

P.S.S: Kiriman kutipan bijaksana yang lain yang saya terima adalah, "You know you need to let go but you can't because you're still waiting for the impossible to happen". Semoga berguna.

Mulai Dengan Satu Anak

Selasa, Februari 08, 2011

Sudahlah ...

Kutipan ini berhasil menerbitkan senyum.

Adakalanya inspirasi datang pada saat tidak diminta dan tidak dicari... tetapi sungguh dibutuhkan.

Dan kutipan itu adalah "You know why it's hard to be happy? It's because we refuse to let go of the things that make us sad".

Iman dan Insomnia

Minggu, Februari 06, 2011

Adakalanya untuk memahami kenyataan yang sederhana dibutuhkan waktu yang panjang.

Adakalanya waktu yang panjang itu berarti 28 tahun.

Dan kenyataan sederhana itu adalah iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Seperti ketika kehilangan orang yang kita cintai untuk selama-lamanya. Kita yakin bahwa ia sudah berada dalam Tangan yang tepat. Kita percaya dengan segera bahwa ia sudah berbahagia di surga. Tetapi air mata kesedihan tetap saja mengalir.

Seperti ketika hidup berjalan tidak sesuai seperti yang kita rencanakan. Dipecat dari pekerjaan, jatuh sakit serius, hubungan dengan anggota keluarga berantakan, usaha merugi terus menerus, dikhianati rekan kerja, promosi terhalang, pendapatan tidak membaik.

Seperti ketika kita mengalami musibah yang datang beruntun. Entah itu musibah dalam hidup pribadi. Entah itu musibah dalam keluarga.

Seperti ketika penikahan berakhir, pasangan berkhianat, jodoh tak kunjung datang.

Kita percaya kehendak Tuhan sedang bekerja. Kita percaya di ujung lorong yang gelap itu ada cahaya yang datang dari Tuhan. Bahwa Dia menyiapkan sesuatu yang indah dan berharga buat kita. Bahwa Dia sedang merancang masa depan yang cerah buat kita.

Tetapi kepercayaan itu tidak bisa menghentikan perasaan bingung, marah, sakit hati, kecewa, putus asa, stress, frustrasi, insomnia.

Iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Kita percaya Tuhan menciptakan kita untuk suatu alasan tertentu dan bahwa alasan itu baik adanya. Tetapi kepercayaan itu tidak bisa menghilangkan perasaan tidak berharga dan kesepian yang berkepanjangan.

Iman dan perasaan tidak selalu kompak.

Jika Anda sedang mengalaminya, perhatikan ini: iman dan perasaan Anda yang tidak kompak itu tidak disebabkan oleh dangkalnya iman Anda; tidak juga disebabkan oleh tidak kuatnya iman Anda.

Anda masih manusia. Itulah sebabnya.

Siapa bisa meragukan kedalaman iman bunda Teresa dari Kalkuta? Tetapi iman yang dalam itu tidak menghentikan perasaan sepi berkepanjangan dalam dirinya karena tidak merasakan kehadiran Tuhan.

Anda masih manusia. Itulah sebabnya.

Saya pernah membaca kata-kata yang sangat menguatkan pada sebuah poster yang tertempel di dinding gereja, "Come as you are to Jesus". Datanglah kepada Yesus sebagaimana adanya kamu.

Semoga perasaan sedih, bingung, marah, sakit hati, kecewa, putus asa, stress, frustrasi, insomnia, tidak berharga dan kesepian itu tidak menghentikan Anda untuk datang pada-Nya.

Datanglah kepada Yesus sebagaimana adanya Anda. DIA akan menyembuhkanmu.

Ayat Favorit Hari Ini

Sabtu, Februari 05, 2011

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus"

Yup, Tuhan Berhutang Kepada Anda

Beberapa kali saya ditanyai umat, "Di Seminari Tinggi tuh belajar apa aja sih frat?"

Kalau Anda juga mau tahu, ini jawabannya: kebanyakan Teologi dan Filsafat. Sedikitnya? Mata kuliah Bahasa Indonesia, antara lain, selama dua semester di tahun pertama.

Bahasa Indonesia? Serius. Ini mata kuliah wajib yang harus diambil oleh semua mahasiswa. Pihak Seminari ingin memastikan para frater bisa dan mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

Saya ingat, pernah dalam salah satu kuliah Bahasa Indonesia ini, seorang teman yang duduk paling depan bertanya kepada dosen yang sedang mengajar.

Bukannya langsung menjawab, sang dosen malah mengedarkan pandangannya ke seantero ruang kuliah dan berkata, "Tenang, tenang, ada pertanyaan bodoh".

Sekarang, saya juga ingin mengajukan pertanyaan bodoh kepada Anda. Mengapa Anda harus menolong mereka yang lemah dan miskin?

Saya tahu. Saya tahu. Anda sudah tahu jawabannya. Itu perintah Tuhan, ada di dalam Kitab Suci, bla-bla-bla.

Tetapi karena tidak terlalu jelas apakah Anda tahu persis di dalam Kitab Suci sebelah mana itu tertulis, saya ingin menunjukkannya.

Di dalam Kitab Amsal tertulis, "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu" (19:17).

Anda menyadari apa maksudnya?

Saya sendiri terkejut waktu membaca dan menyadari arti ayat ini.

Jika kita berbuat baik kepada mereka yang tidak mampu membalas kebaikan kita, itu sama dengan kita memberi pinjaman kepada Tuhan.

Jika kita berbuat baik kepada mereka yang tidak mampu membalas kebaikan kita, Tuhan berhutang kepada kita.

Tuhan sendirilah yang akan membayar hutang-Nya kepada kita dengan berkat-berkat-Nya.

Bayangkan. Setiap kali Anda menolong mereka yang tidak mampu membalas kebaikan Anda, itu sama dengan Anda memberi pinjaman kepada Tuhan.

Bayangkan. Tuhan berhutang kepada Anda.

Dia pasti akan melunasi hutang-Nya dengan senang hati. Tebakan saya, mungkin dengan bunganya pula.

Bayangkan. Tuhan berhutang kepada Anda.

Wow…

Sunglasses Ketinggalan di Starbucks

Jumat, Februari 04, 2011

Jika sunglasses Anda ketinggalan di Starbucks, apa yang akan Anda lakukan?

a. Segera kembali mengambilnya (itu jika Anda belum terlalu jauh)

b. Segera melupakannya (karena Anda bisa membeli lagi yang baru atau Anda masih memiliki stok sunglasses atau Anda terlalu malas untuk balik lagi)

Ada yang bilang, masih ada pilihan c. "Pacar saya yang ganti dong".

Kok?

"Ya, siapa suruh dia gak ngingetin saya".

Rupanya pacarnya ada bersama dia di Starbucks. Dan jika dia lupa sunglasses-nya di sana? Itu karena, menurutnya, pacarnya lalai menjalankan tanggungjawabnya.

Setelah mendengar cerita itu, saya merasa kasihan kepada mereka yang selalu mengira bahwa di dunia ini ada orang yang terlahir kreatif dan ada orang yang terlahir tidak kreatif.

Kita semua terlahir kreatif.

Teristimewa ketika tiba giliran menemukan alasan menyalahkan orang lain.

Teristimewa ketika tiba giliran mencari alasan untuk membenarkan kesalahan kita.

Contoh. Alkohol itu musuh kesehatan. Anda tahu. Saya tahu. Semua orang tahu. Tetapi mengapa kita tetap mengkonsumsinya?

Karena, Kitab Suci bilang, "Cintailah musuhmu".

Kreatif.

Tetapi masalahnya adalah setiap kali kita merasa baik-baik saja atau terlihat baik (karena alasan 'tepat' yang kita temukan), ada orang lain yang menjadi korban.

Supaya kita merasa baik, kelihatan baik, dan dinilai baik, kita mengorbankan orang lain.

Dan suatu saat hal yang sama terjadi sebaliknya. Supaya orang lain itu merasa baik, kelihatan baik, dan dinilai baik, Anda dikorbankan. Pernah mengalaminya?

Menjadi korban sama sekali tidak menyenangkan.

Jadi, jika sunglasses Anda ketinggalan di Starbucks, apa yang akan Anda lakukan?

(Pilihan d. Sorry frat, gak punya sunglasses).

Omedetoo Gozaimasu

Kamis, Februari 03, 2011
"May you be blessed with good health, happiness and a prosperous year to come"

Relationship Status: Single (a.k.a Looking)

Selasa, Februari 01, 2011

Warna Hitam Melambangkan ...

Seorang gadis cilik menghadiri upacara perkawinan di gereja untuk pertama kalinya.

"Mami, kenapa pakaian pengantin wanita putih semua?"

"Oh, putih itu lambang kebahagiaan" jawab ibunya.

"Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Karena itu pakaiannya putih semua" lanjut ibunya lagi.

Gadis cilik itu berpikir sejenak. "Mami?" tanyanya lagi.

"Ya?"

"Kenapa pakaian pengantin pria-nya hitam semua?"

P.S: Selamat memasuki bulan baru. Semoga senyum tersungging di bibir Anda. Semangaaatttt…. Bulan ini akan menjadi berkat untuk Anda. (Tentu saja, Imlek sudah di depan mata. Tahu 'kan maksud saya?)